The
New You
Taufik Rachman
Source: google |
Buku ini memberikan 9 cara untuk
kita dapat menjadi pribadi yang berbeda dari pribadi yang lainnya, buku ini
merupakan ilmu kombinasi antara penguatan pribadi kita dengan lingkungan luar
dan bantuan Maha Kuasa, dan jika kita mengaplikasikan cara-cara tersebut hal
tersebut juga bisa menjadi contoh untuk orang lain untuk menjadi pribadi yang
baik juga.
1. Kramahtamahan
Berikan satu senyumanmu maka akan hilang rasa
curuga, berikan senyumanmu yang kedua maka akan bertambah temanmu, berikan
seyummu yang ketiga maka akan tumbuh rasa percaya.
“Jangan pernah khawatir terhadap
suatu hal yang tidak bisa anda lakukan, tetapi khawatirlah terhadap suatu hal
yang bisa anda kerjakan tetapi tidak anda kerjakan”
Senyum adalah hal yang bisa dilakukan oleh siapa
saja. Namun hanya sedikit orang yang menyadari betapa pentingnya senyuman di
dalam kehudupan. Bukan saja menyehatkan badan, senyuman juga memberikan efek
positif kepada diri dan orang-orang di lingkungannya. Selain itu, senyum
merupakan suatu ibadah yang tanpa mengeluakan uang sepeserpun.
Terkadang, banyak orang ketika dia memberikan
senyumannya terhadap orang lain sedangkan dia tidak mendapatkan balasan yang
serupa, dia kecewa dan berjanji tidak akan memberikan senyumannya lagi terhadap
orang tersebut. Itu adalah sikap yang sebaiknya kita hindari. Bukankah tujuan
utama dari tersenyum adalah untuk membangun hubungan baik dengan orang lain,
untuk kesehatan, dan untuk ibadah? Lantas, mengapa harus kecewa apabila tidak
menerima balasan senyuman serupa?
Senyuman
Mendatangkan Peluang
Penulis
menceritakan tentang pengalamannya ketika kuliah, ketika semeter satu tepatnya. Setiap pagi, ketika penulis
masuk ke pintu utama kampus, para public relation kampus penulis sudah duduk
berbaris di sana. Setiap kali akan masuk melewati mereka, tanpa sengaja penulis
selalu melemparkan senyuman pada mereka. Entah ada yang menyambut atau tidak,
penulis tidak pernah memperdulikannya. Uniknya penulis tidak pernah mengetahui
nama mereka.
Tanpa terasa, ritual itu sudah
berlangsung selama satu bulan hingga akhirnya penulis diminta oleh dosen untuk
mengembalikan bukunya yang tertinggal di meja public relation. Itu adalah kali
pertama penulis berhadapan dan berbicara langsunt kepada mereka (public
relation). Taukan kalian apa yang terjadi? Salah seorang dari mereka langsung
menegur penulis dan menanyakan nama penulis. Tentu itu adalah hal yang lumrah
yang dilakukan jika belum saling mengenal. Namun, apakah kalian tahu apa yang
terjadi selanjutnya? Tanpa berfikir panjang, dia langsung menawarkan penulis
untuk menjadi seorang public relation, tanpa harus melewati seleksi interview,
dll. Itu adalah suatu penawaran yang sangat membingungkan untuk penulis. Dia
belim tahu kredibilitas penulis, dan baru mengenalnya beberapa saat yang lalu,
tetapi dia langsung menawarkan pekerjaan kepada penulis tanpa mempertimbangkan
hal tersebut.
Coba kita bayangkan, senyuman yang
penulis berikan berdampak terhadap pola pikir yang menerimanya dan membentuk
keyakinan bahwa penulis akan bisa menjadi yang terbaik dan paling sesuai untuk
mendapatkan pekerjaan public relation tanpa harus melalui seleksi apapun. Itu
pun hanya dengan senyuman berjangka satu bulan.
Ada ungkapan yang dasyat dari guru penulis ketika
dia sudah selesai mengajar. “Sekarang kalian sudah selesai mencatat apa yang
harus kalian catat. Maka, sekarang berhentilah untuk mencatat! Lakukan sesuatu
untuk apa yang sudah kalian catat!”
Jadi ingat, sehebat apapun isi
sebuah tulisan catatan yang kita buat atau tulis, semuanya belum lengkap jika
kita belum melakukan satu kata yang bernama action! Jadi, kunci sukses pertama yang sangat mudah dan aplikatif
ini akan semakin luar bisa kalau kita melakukan secara langsung. Action, action, dan action. Maka dari itu mulailah tersenyum dari sekarang, jangan
takut jika senyum kita tidak ada yang membalasnya.
2. Energi
“Banyak kekgagalan dalam hidup ini
disebabkan orang-orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan
keberhasilan saat mereka menyerah. Jenius adalah 1% ispirasi dan 99% keringat”
(Thomas
Alva Edison)
Derek Ronal adalah adalah atlet lari
dari Inggris, pemegang rekor nasional Inggris untuk lomba lari 400 meter pada
kejuaraan dunia, peraih medali emas untuk lari estafet 4x400 meter pada
kejuaraan dunia, kejuaraan eropa, dan pekan antar negara commonwealth. Hebatnya
lagi dia adalah favorit utama untuk meraih medali emas lomba lari 400 meter.
Olimpiade bercelona 1992 mungkin tidak
akan terlupakan bagi Indonesia karena pada saat itu kita berhasil menyabet
mendali emas dari cabang bulutangkis. Namun, dunia rasanya terlalu suli untuk
melupakan apa yang terjadi di arena atletik pada saat itu. Ketika dentum peluru
tanda dimulainya lomba lari putra 400 meter, Derek dengan cepat berhasil
meluncur dengan baik. Dengan posisi start sempurna, ditabah dukungan ribuan penonton
yang memadati stadion, energi Derek sepertinya tidak bisa dihantikan oleh
apapun.
Kecepatan Derek seperti tak tertandingi
oleh pesaingnya. Perlahan Derek mulai meninggalkan pelari lain dan seperti akan
memenangi perlombaan tersebut dengan mudah. Namum memang malang tak bisa
ditolak. Tepat di 150 meter setelah berlari meninggalkan garis start,
kecepatannya terhenti secara tiba-tiba. Derek terjatuh karena cedera hamstring,
dia terkulai kesakitan. Sementara pelari lainnya mulai meninggalkannya.
Tahukah kalian apa yang terjadi? Derek
bangkit. Dia berlari sambil terpincang-pincang menahan rasa sakit. Tiba-tiba
dari kerumunan penonton berlari mendekatinya. Setelah berhasil menerobos
petugas keamanan stadion, dia langsung merangkul Derek. Ternyata dia adalah ayahnya
Derek.
Dia pun berusaha menghentika Derek,
tetapi dengan semangat Derek ingin menyelesaikan pertandingannya. Kemudian,
sang ayah dengan mata terharu memopong Derek, akhirnya mereka berlari bersama.
Kegigihan dan energi Derek memukau para
penonton. Tanpa disadari Derek dan ayahnya menjadi pusat perhatian penonton.
Para penonton melakukan standing ovation menyaksikan kisah heroik dari seorang
Derek.
Beberapa langkah sebelum mencapai
finish, Derek meminta ayahnya meepaskan rangkulannya. Dia ingin menyelesaikan
perlombaan dengan usahanya sendiri. Pada saat itu penonton seolah melupakan
siapa pemenang sebenarnya. Yang menjadi juara sejati pada saat itu adalah
Derek, dia adalah pemenang sebenarnya di mata penonton.
Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah
hanya dengan satu hambatan kecil bisa meruntuhkan sejuta impian kita? Pasti
jawabannya adalah tidak. Lalu mengapa dalam keseharian kita hal semacam itu
sellu muncul? Menyerah sebelum mencoba, merasa gagal sebelum melakukan sesuatu,
merasa lemah sebelum berjuang semaksimal mungkin. Bukankah kita telah sadar
kalau keberhasilan itu ada dalam tindakan bukan angan-angan? Lantas, mengapa
kita masih mau menghabiskan waktu tanpa menenagai waktu itu dengan energi
maksimal? Ingatlah bahwa energi yang sudah dikeluarkan dengan maksimal untuk
mencapai suatu hal, sesungguhnya ada campur tangan Tuhan didalamnya. Jadi,
lakukanlah yang anda bisa, mulai dari hal yang paling kecil. Tenagai hal yang
kecil itu dengan energi maksimal diiringi dengan doa, maka tentunya Tuhan tidak
akan membiarkan anda larut dalam kesulitan.
“Dalam setiap percobaan selalu ada dua
hasil, yaitu berhasil atau belum berhasil. Tetapi tidak mencoba sama sekali
maka hasilnya hanya satu, yaitu gagal” (Taufik Rachman, penulis)
3. Listen
(Dengarkan)
“Anda hanya menyampaikan apa yang anda
ketahui ketika anda berbicara, tetapi anda akan mengetahui apa yang belum anda
ketahui ketika anda mendengarkan”
Mendengar adalah salah satu cara paling
efektif di muka bumi ini untuk mengetahui suatu hal meskipun tidak selamanya
yang kita dengarkan adalah suatu fakta. Orang tidak selamanya bisa mengerti apa
yang mereka baca secara langsung. Justru kebanyakan orang lebih mudah memahami
dan mengerti apa yang mereka dengar secara langsung. Oleh karena itu, mendengar
adalah salah satu kunci utama kita dalam mengarungi kehidupan sebagai seorang
manusia yang berhasil, khususnya sebagai tenaga penjual.
Masnusia pada umumnya labih senang untuk
didengarkan daripada harus mendengarkan. Namun, pada faktanya, Tuhan
menciptakan banyak telinga dibandingkan mulut dengan maksud agar kita lebih
banyak mendengar daripada bicara untuk mendengarkan informasi sebanyak mungkin
dari lawan bicara kita.
“Orang sukses yang saya kenal adalah
mereka yang lebih banyak mendengarkan daripada bicara” (Bernard Baruch)
4. Ingat
Tujuan
“Kalaulah kita mengharapkan suatu
keberhasilan, tetapi kita tidak pernah menempuh jalan-jalan untuk mencapai
keberhasilan itu, maka hal ini sama sperti kapal/perahu yang tidak akan mungkin
bisa berjalan diatas daratan” (Ali Bin Abi Thalib)
Albert Einstein, seorang ilmuwan besar
ternyata memiliki tujuan yang relatif berbeda dengan tujuan dari kebanyakan
orang. Ketika seseorang mencapai suatu hal besar dalam hidupnya atau ketika
seseorang menemukan sebuah penemuan besar, pati pada umumnya orang ingin
mendapatkan pujian, penghargaan, bahkan sampai pengakuan dunia. Ini merupakan
hal yang didapat oleh seorang Albert Einstein. Entah sudah berapa penghargaan
dan piagam yang dia peroleh dan capai. Namun, tahukah kalian kalau dia dikenal
sebagai orang tak acuh terhadap semua penghargaan itu? Bahkan, jika tidak
diingatkan oleh istrinya berulang-ulang, Einstein mungkin lupa untuk mengambil
dua buah medali yang dianugrahkan oleh British
Royal Society dan Royal Astronomical
Society di Kementrian Luar Negeri AS. Bahkan, saat mengambilnya pun
Einstein merasa tak ada yang istimewa karena baginya pujian dan penghargaan itu
bukanlah tujuannya.
Lalu, tahukah kalian apa yang lebih
membuat Einstein tertarik dibandingkan menerima penghargaan-penghargaan itu?
Dia lebuh tertarik untuk pergi menonton film bersama isterinya. Pernah suatu
hari stelah selesai menonton di bioskop, istrinya menanyakan seperti apa bentuk
mendali tersebut? Einstein menjawab tidak tahu karena belum membukanya sama
sekali.
Itulah kepribadian luar biasa dari
seorang Einstein. Dia senang pekerjaannya dihargai. Namun, bukan itu tujuan
terakhir hidupnya. Dia bekerja bukan untuk mendapatkan mendali atau piala,
tetapi untuk memecahkan masalah yang dia temukan dalam keilmuannya.
“Tidak semua hal yang penting dapat
dihitung dan tidak semua yang dapat dihitung itu penting” (Albert Einstein)
Tujuan hal utama yang harus kita tentukan sejak awal.
Tujuan merupakan terminal dan arah atau gambaran nyata hendak kemana kita akan
menggerakan semua usaha yang kita lakukan. Tanpa memiliki tujuan yang jelas,
usaha kita seperti tidak memiliki arah. Tujuan merupakan sesuatu yang sangat
pentin untuk di tentukan sejak awal. Dalam menentukan dan mencapai tujuan ada
beberapa hal yang harus menjadi konsentrasi kita, yaitu tujuan kita harus
dibuat berdasarkan rumus sederhana yang berorientasi pada kata SMART.
a. Sharp
(Tajam)
Dalam menentukan tujuan sukses sebagai
individu, tujuan harus dibuat secara tajam sehingga dari awal mengarungi lautan
perjuangan kita.
Tahukah anda tentang ayam dan elang
dalam mengarungi kehidupan ini? Ternyata, mereka memiliki pemikiran yang
berbeda dalam mengarungi kehidupan ini. Konon, dahulu kala, ayam dan elang
adalah sahabat yang cukup akrab. Mereka sehari-hari menghabiskan waktu bercanda
bersama dan bercerita tentang kehidupan yang mereka jalani.
Suatu ketika, mereka berdiskusi tentang
pentingnya belajar untuk terbang. Terjadi perdebatan diantara mereka. Si ayam
merasakan kehidupan di angkasa merupakan kehidupan yang tidak menentu dan tidak
jelas jadi ayam merasa lebih baik hidup di daratan. Sementara si elang
menganggap bahwa kehidupan di angkasa jauh lebih menyenangkan dibandingkan
kehidupan di daratan yang cenderung menjemuhkan dan penuh dengan kepalsuan.
Setelah lama berdebat mereka memutuskan belajar terbang bersama-sama. Seminggu
berlalu dan mereka terus berusaha untuk terbang bersama. Elang sudah hampir
bisa terbang sedangkan ayam masih berusaha untuk bisa terbang. Sampai akhirnya
ayam memutuskan untuk berhenti belajar terbang.
Ayam mengatakan kalau belajar terbang
adalah perbuatan yang sia-sia dan tidak ada gunanya. Akhirnya, ayam memutuskan
untuk berhenti total dalam belajar terbang. Sementara, elang tetap melanjutkan
tujuannya, yaitu untuk hidup di angkasa luas dan pada akhirnya merekapun
berpisah.
Dalam perjalanannya di daratan, ayam
bertemu dengan seekor sapi yang sedang makan rumput di kandangnya. Ayam sangat
tertarik dengan kehidupan sapi yang nyaman. Ayam yang tergiur dengan kehidupan
sapi ternyata berkeinginan hidup seperti sapi, hidup di kandang dan selalu
diberikan makan oleh sang majikan. Ayampun berhasil hidup berdampingan dengan
sapi. Ayam terlihat sangat senang dengan kehidupannya saat ini. Sementara,
Elang tetap hidup diangkasa luas dengan sayapnya yang semakin kokoh.
Suatu hari majikan sapi ingin makan ayam
goreng. Ayam yang mendengar kata-kata itu merasa kaget, ayam mencoba keluar
dari kandangnya. Namun ayam gagal menghindar dari tangkapan sang majikan. Ayam
berusaha lari kencang dan terbang ternyata tidak mampu untuk terbang dan
akhirnya ia ditangkap.
Dari atas, elang melihat dengan penuh
belas kasihan kepada ayam. Ia melihat ayam sudah siap menemui ajalnya, sambil
menunggu untuk dipotong akhirnya ayam sadar kalau apa yang disampaikan temannya
itu benar. Sayap yang dimiliki harus dilatih untuk terbang dan bukan untuk di
sia-siakan. Elang hanya tersenyum sedih melihat nasib ayam dari atas angkasa.
Lalu, pribadi manakah yang menjadi
pilihan kalian? Pribadi ayam yang lebih memilih kenyamanan hidup dan lupa
mempersiapkan diri untuk melewati kerasnya kehidupan sehingga akhirnya
menyulitkannya? Atau pribadi elang yang terus berjuang mempersiapkan diri untuk
menghadapi kerasnya kehidupan ini? Pilihan tentu ada ditangan kalian. Apapun
itu, yang jelas tujuan kalian dalam mengarungi kehidupan ini dalam hal apapun
harus jelas dan tajam.
b. Measurable
(Terukur)
Dalam menentukan tujuan, kita harus
mampu membuat tujuan kita terukur atau memang bisa dicapai dengan segenap
kemampuan yang kita miliki. tidaklah benar kalau kita membuat tujuan setinggi
mungkin tanpa ada keyakinan bisa mencapainya atau kita membuat tujuan yang
sangat tinggi sedangkan source yang anda miliki untuk mencapai tujuan itu tidak
akan mungkin tercapai.
c. Attainable
(Bisa Dicapai)
Suatu tujuan harus bisa dicapai atau
memungkinkan untuk dicapai. Dengan tekad dan semangat yang membera ditambah
dengan kegigihan dalam mencapai suatu tujuan, bukan hal yang ustahil kalau
tujuan yang diharapkan bisa tercapai.
d. Reasonable
(Masuk Akal)
Segal sesuatunya harus berjalan di dalam
batas kewajaran. Pastikan tujuan yang kita susun adalah tujuan yang masuk akal
dan wajar sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita, bukan sesuatu yang
berlebihan dan di luar batas kewajaran.
e. Time
Limit (Batas Waktu)
Ketika ditanya kapankah kesuksesan itu
akan kita capai, sesungguhnya ada batas waktu yang harus ditentukan segera,
secepatnya, dan sekatang juga. Dengan adanya batas waktu tersebut, tentunya ada
semangat dan usaha maksimal yang anda lakukan untuk dapat memenuhi dan mencapai
tujuan pada waktu yang sudah ditentukan tersebut.
“Bukan gunung yang harus anda taklukan,
tetapi diri anda sendiri” (Sir Edmund
Hillary)
5. Hargai
Waktu
“Jadi apa yang kita lakukan? Apa pun. Sesuatu.
Selama kita tidak hanya duduk berpangku tangan. Kalau kita gagal, kita mulai
lagi. Cobalah hal lain. Kalau kita menunggu sampai kita menyerahkan semua
ketidakpastian, mungkin sudah terlambat” (Lee
Laloca)
Hargai
Waktu dan Anda Berharga
Dalam sebuah perkuliahan yang pernah penulis ikuti.
Pematerinya adalah dosen yang sangat terkenal dan memiliki disiplin tinggi
dalam hal waktu. Beliau tidak akan menoleransi keterlambatan dalam bentuk
apapun. Batas keterlambatan yang dihitung adalah sampai beliau berada didalam
kelas. Setelah itu, mahasiswa bisa dipastikan tidak akan mungkin berani masuk
ke dalam ruangan karena pasti akan diminta keluar secara langsung, bahkan
sebelum dia sampai duduk di kursi kuliahnya.
Penulis yang sebelumnya tidak pernah datang
terlambat pada saat itu terlambat untuk kali pertama. Tidak ada yang penulis
pikirkan kala itu kecuali bergegas dan masuk kedalam ruangan kuliah karena
keterlambatan penulis bukan unsur kesengajaan, melainkan karena ban motor
penulis bocor ditengah jalan. Tidak terlintas di pikiran penulis untuk
menyampaikan alasan apapun kalau memang penulis akan terusir dari ruangan
kuliah tersebut. Setelah sampai dikampus, penulis langsung menuju ruangan
kuliah. Dalam perjalanan menuju ruangan kuliah, penulis berpapasan dengan teman
sekelas yang juga terlambat dan baru saja mencoba masuk, tapi langsung disuruh
keluar oleh dosen. Dia mengajak penulis untuk tidak masuk karena akan sia - sia
dan akan membuat dan akan membuat penulis malu didepan teman – teman katanya.
Penulis tentu menolak ajakan tersebut. Ibarat kata
pepata “datanglah sampai ke tempat tujuan
mu dan lihatlah dengan jelas apa yang akan terjadi, jangan engkau menyesal
kemudian.” Begitu pepatah yang selalu disampaikan orang tua penulis dalam
menghadapi apapun.
Penulis memberanikan diri untuk mengetuk pintu,
membukannya. Dan menyapa sang dosen. Tentu kalian bisa membayangkan apa yang
terjadi kemudian. Apakah penulis mendapat perlakuan yang sama dengan teman penulis
sebelumnya? Ajaibnya, sang dosen tetap melanjutkan kuliahnya. Penulis dibiarkan
masuk dan duduk dibangku terdepan. Penulis berpura – pura tidak mengetahui
kalau baru saja teman penulis yang mencoba masuk langsung diusir oleh sang
dosen.
Teman – teman penulis diruangan itu agak terkejut
dan bertanya – tanya mengapa penulis tidak diusir seperti teman penulis
sebelumnya? Mengapa penulis mengalami hal yang berbeda dengan teman sekelas
penulis tadi? Padahal, selisih waktunya tidak sampai limat menit dan penulis lebih telat
dibandingkan rekan penulis sebelumnya.
Penulis terus mencoba untuk mengikuti pelajaran yang
sudah tertinggal. Penlis berkonsentrasi penuh untuk mata kuliah tersebut hingga
bel tanda perkuliahan selesai berbunyi. Teman – teman penulis bercerita tentang
pengusiran teman penulis tadi dan menanyakan kepada penulis mengapa penulis
bisa berbeda dengannya. Penulis juga bertanya – tanya dengan kejadian tersebut hingga
ahkirnya penulis memberanikan diri untuk bertanya kepada sang dosen yang
ruangannya tidak jauh dari ruangan perkuliahan kami.
Sampai didepan ruang soden, penulis langsung izin
untuk masuk dan bertemu dengan sang dosen. Dengan sedikit terbata – bata,
penulis membernaikan diri untuk bertanya mengapa penulis bisa berbeda dengan
teman penulis sebelumnya. Mengapa penulis tidak mendapatkan perlakuan yang sama
dengan teman penulis sebelumnya, padahal penulis lebih telat dibandingkan dia?
Tahukah kalian apa jawaban sang dosen? Beliau menjawab dengan tenang.
“Saya tahu kamu
sangat menghargai waktu kamu melebii teman kamu. Saya yakin kalau kamu
terlambat pasti ada suatu hal yang sangat mendesak diluar kemampuan kamu karena
kamu tidak pernah melakukan hal ini selebymnya. Namun , saya tidak yakin hal
itu berlaku untuk teman kamu tadi karena saya sudah melihat dia terlambat
berulang kali.”
Penulis terdiam mendengar jawaban sang dosen dan
langsung pamit setelah mengucapkan terima kasih. Ternyata, lingkungan kita pun
selalu mengamati gerak – gerik kita. Kebiasaan kita juga ikut andil untuk
menentukan penghargaan orang lain terhadap kita. Dan, yang terpenting adalah
penghargaan kita terhadap waktu, ternyata tanpa disadari akan meningkatkan
penghargaan kita dimata orang lain.
Itulah sebabnya penghargaan waktu bisa membuat
seseorang berbeda dengan orang lain, membuat seseorang lebih mulia dibandingkan
orang lain, dan membuat seseorang lebih sukses dibandingkan orang lain.
Manfaatkanlah waktu kalian dengan sebaik mungkin karena pemanfaatan waktu yang
efektif dan efesien adalah awal dari keberhasilan besar kalian dimasa depan.
Mungkin kita semua tahu bahwa pemanfaatan waktu yang
maksimal akan membedakan individu yang satu dengan individu yang lain. Banyak
orang hanya menghabiskan waktunya dengak sesuatu yang tidak produktif,
bermalas-malasan, atau hanya melakukan suatu rutinitas yang berulang-ulang
tanpa ada peningkatau kualitas pribadi. Ketika apa yang kita lakukan
meningkatkan kualitas pribadi kita, itu artinya kita sudah melakukan sesuatu
yang bisa dikatakan produktif.
“Jangan menunggu
karena tak akan ada waktu yang tepat. Mulailah dari sekarang dan berusahalah
dengan segala yang ada. Seiring waktu, akan ada cara yang lebih baik asalkan
tetap berusaha.”
(Napoleon Hill)
6. Amati
Lingkungan
“Bila
kamu berupaya untuk mengerti seseorang, pandanglah dunia lewat lensa mereka,
bukan hanya lensa kamu.” (Taufik Rachman, penulis)
Salah satu kelebihan domninan yang
dimiliki bangsa Jepang adalah pengamatannya yang tajam tentang lingkungan untuk
mencapai sukses. Jepang tidak indentik dengan negara penemu, melainkan negara pengembang
atau negara inovator.
Kisah Akio Morita mungkin salah satu
yang paling populer didunia. Akio Morita, pengembang Sony Walkman yang sangat melegenda itu, tidak memiliki paten untuk cassete tape karena bukan ditemukan oleh
Sony. Yang memiliki patenya adalah perusahaan Phillip Electronics. Namun, yang
berhasil mengembangkan model portable
sebagai sebuah produk yang sangaat booming
selama puluhan tahun adalah Akio
Morita, founder dan CEO Sony pada
masa itu. Sampai 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman. Total yang diproduksi mencapai 150 juta produk.
Akio Morita awalnya menjadi
tertawaan orang ketika menawarka produk cassete
tape –nya yang mungil ke berbagai
negara dipenjuru dunia. Namun, ahkirnya dengan kesabaran dan ketekunan Akio
Morita, Sony Walkman menjadi sangat
melegenda dan terkenal diseluruh penjuru dunia.
Untuk menjadi pribadi yang sukses
ridak selalu harus menemukan sesuatu atau mencetuskan sesuatu meskipun tidak
bisa dimungkiri bahwa para penemu langsung melesat namanya ketika menemukan
sesuatu yang baru. Lantas, apakah harus menemukan sesuatu dulu baru kita akan
sukses? Akio Morita sudah menjelaskannya secara sederhana, bahwa dengan
memodifikasi dan memberikan sedikit sentuhan inovasi untuk sesuatu yang sudah
ada juga akan melambungkan nama dan kesuksesan kita. Lihatlah bagaimana
walkman yang berisi kaset yang bisa
dibawa ke mana – mana mulanya menjadi
bahan tertawaan orang, tapi kemudian menjelma menjadi sesuatu yang sangat luar
biasa. Inilah luar biasanya kekuatan mengamati lingkungan yang diikitu dengan
modifikasi.
Dengan mengamati lingkunga, anda bisa
mengamati banyak hal, bisa mencari peluang usaha, dan bisa menjadi pemenang
dilingkungan tersebut. Tuhan telah menciptakan dua mata untuk kita, yang
artunya kita harus selalu mengamati apa yang sedang terjadi disekitar kita.
Bukan tanpa tuuan, pangamat yang kita lakukan pada akhirnya diharapkan akan
mampu menjadikan kita pribadi yang lebih berhasil.
Dengan mengamati lingkungan, kita bisa mengamati
banyak hal, bisa mencari peluang usaha, dan menjadi pemenang di lingkungan
tersebut. Ketika kita berhasil mengetahui apa yang menjadi keinginan lingkungan
sekitar, kemudian dia manjawab keinginan tersebut dengan tindakan nyata dan
mengemasnyadengan suatu hal yang menarik, keberhasilan sesungguhnya cepat atau
lambat akan segera hadir. Yang paling penting adalah dengan segera
merealisasikan apa yang sudah dipikirkan tanpa menunda, yang terpenting adalah
tidak menunda. Maka dari itu mulailah amati lingkungan kita.
“Sederhananya,
lakukan yang harus Anda lakukan, hindari yang harus Anda Hindari, lalu
perhatikan apa yang terjadi.” (Mario Teguh)
7. Terpercaya
“Apabila
kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain dengan kekayaanmu,
berilah mereka dengan wajahmu yang berseri-seri, disertai akhlak yang baik”
(Muhammad saw)
Menjadi pribadi yang terpercaya bukan
perkara semudah membalikan telapak tangan dan tentunya membutuhkan proses.
Namun, proses yang tebaik adalah proses
yang bisa segera kita rasakan dampaknya, bukan proses yang memakan waktu
terlalu lama meskipun semua proses pada dasarnya akan membuat kita menjadi
pribadi yang lebih matang, baik itu proses yang singkat atau pun proses yang
cukup lama. Orang yang terpercaya dalam kehidupannya, umumnya akan menjadi
orang yang sangat mudah dikenal. Bukan semata karena pribadinya yang dipercaya,
tetapi orang dengan jenis ini biasanya akan lebih “bersinar” dibandingkan
pribadi yang sedang-sedang saja.
Percayalah
pada Diri Sendiri
“Setelah kau memercayai dirimu sendiri,
kau akan mengetahui cara hidup” Johann Wolfgang
Orang pertama yang harus memercayai diri
kita adalah diri kita sendiri. Jangan menunggu orang lain untuk memercayai kita
sebelum kita mempercayai diri kita sendiri. Kalau kita tidak mempercayai diri
kita sendiri, mengapa orang lain harus mempercayai kita?
“Memercayai diri sendiri merupakan
rahasia pertama menuju kesuksesan” Ralph Waldo Emerson
Coba kita tanyakan pada diri kita
sendiri, apakah kita menepati komitmen-komitmen kepada diri kita sendiri dan
orang lain? Apakah anda menjaga kerahasiaan yang telah dipercayakan kepada
anda? Apakah anda bekerja dengan jujur dan dipercayakan kepada kita? Ketika
kita mempercayai diri kita sendiri, orang lain akan mempercayai kita. Itu hukum
sederhana tentang memercayai diri.
Membangun
Kepercayaan Diri
Hal ini merupakan kunci dasar untuk
menjadikan kita pribadi yang terpercaya. Tanpa kunci dasar ini, rasanya peluang
kita untuk segera menjadi orang yang terpercaya akan berjalan sedikit lebih
lambat. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa hubungannya membangun kepercayaan
diri dengan menjadi pribadi yang terpercaya? Tentu keduanya memiliki hubungan
yang sangat erat karena kepercayaan dan percaya diri berjalan beriringan.
Percayailah diri kita sendiri, nilai diri kita sendiri, kemampuan kita, ide-ide
sederhana kita, maka orang lain akan menaruh kepercayaan dan keyakinan kepada
diri kita.
Pernahkah kalian menemukan orang yang di
sekolah, di kampus, atau di kantor selalu menyapa kalian dengan hangat? Hallo!!
Selamat Pagi teman-teman! Itu beberapa contoh sapaan ringan orang yang percaya
diri. Lalu, pernahkah kalian bertemu dengan pribadi yang sebaliknya yang
kedatangnnya atau kehadirannya dilingkungan anda seperti tidak ada bedanya? Hal
sederhana ini bisa menjadi pembeda yang sederhana antara orang yang percaya
diri atau tidak. Orang yang percaya diri selalu merasa bahwa kehadirannya harus
berdampak pada lingkungannya dan orang lain.
Jadilah
yang Mempercayai Orang Lain
Mempercayai orang lain akan memunculkan
inspirasi dan motivasi. Orang lain tentu akan merasakan dorongan tulus untuk
membalas kepercaaan itu kepada kita dan mereka ingin memenuhi harapan kita
kepada mereka. Di sisi lain, ketika seseorang tidak mempercayai kita, apakah
kita akan merasa terinspirasi dan termotivasi? Tentu saja tidak, ketika tidak
ada kepercayaan, dinding emosional dan intelektual langsung terbangun. Kita
akan mulai bertanya-tanya apa yang orang tersebut pikirkan tentang kita, dan
apa yang orang tersebut sembunyikan dari kita. Ketidakpercayaan merupakan
jurang pusaran kecemasan, kecurigaan, dan keraguan. Sebaliknya, meskipun anda
tidak yakin terhadap siapapun, tunjukan kepercayaan anda terlebih dahulu. Hal
ini secara sederhana akan mampu membuat orang lain mulai mempercayai kita. Hal
itu tidak langsung, tetapi segera, secepatmya.
“Salah satu cara untuk mencari tahu
apakah anda dapat memercayai seseorang adalah dengan memercayai mereka” Ernest
Hemingway
Pegang
Kata-kata Anda
Di muka bumi in, hampir tak ada yang
dapat menghancurkan kepercayaan secepat kebohongan dan menepati janji. Kita
akan dihargai dan didengarkan jika apa yang sudah kita katakan segera kita
lakukan. Lakukan apa yang kita katakan
Menciptakan
Kepercayaan Lingkungan
Setelah membangun kepercayaan diri dan
menjadi pribadi yang cukup percaya diri, bagaimana cara kita meyakini bahwa
kita sedang membangun diri kita untuk menjadi pribadi yang dipercaya di
lingkungan? Ciri sederhanyanya adalah kita akan menjadi orang yang namanya
paling sering disebut.
Setiap kegiatan yang ada, kita akan
sering terlibat atau dimintai waktu untuk terlibat meskipun bukan sebagai
pemeran utama dalam setiap agenda yang dilaksanakan. Orang disekitar kita akan
selalu mengingat kita untuk terlibat didalm kegiatan yang mereka laksanakan.
Jika hal tersebut sudah terjadi dalam
kehidupan kita, kita harus bisa menjaga kepercayaan yang mereka berikan kepada
kita. Dengan mendapatkan kepercayaan lingkungan, tentunya kita sudah selangkah
lebih dekat untuk menjadi pribadi yang terpercaya. Kita akan menjadi pribadi yang
didengarkan jika mengatakan sesuatu serta akan dengan mudah menjadi contoh dan
ditiru jika melakukan sesuatu.
Menjaga
Kepercayaan yang Sudah Terbangun
Hal ini merupakan suatu hal yang sangat
penting yang harus dimiliki agar kepercayaan yang sudah terbangun tidak
sia-sia. Kalau kita sudah memiliki rasa percaya diri, dilanjutkan dengan
mendapatkan kepercayaan lingkungan, tapi kita lalai dan tidak mengindahkan poin
terakhir ini, semua yang sudah terbangun bisa hancur dalam hitungan menit.
Sederhananya, dengan menjaga kepercayaan
yang sudah terbangun, lingkungan akan terus menggunakan jasa kita sampai
kapanpun. Dengan kepercayaan yang terus terjaga dan terbangun, karir kita pun
akan lebih cepat berkembang.
Dengan memiliki beberapa hal tadi, kita
sangat layak untuk menjadi pribadi yang terpercaya, pribadi yang kata dan
perbuatannya menyatu. Bukan hanya dapat dipercaya orang lain, kita juga
dipercaya oleh diri kita sendiri. Mengapa demikian? Karena kita tentunya
berupaya semaksimal mungkin unuk menjaga kepercayaan yang sudah kita bangun,
tidak hanya sebatas membangun kepercayaan orang lain, tapi juga menjaga
kepercayaan orang lain. Itu hal yang paling penting yang pasti akan kita
upayakan sebagai seorang yang mendapat predikat terpercaya.
8. Anti
Penundaan
“Apabila Anda
benar – benar ingin melakukan sesuatu, tak seorang pun dapat menghentikan Anda.
Tetapi apabila Anda benar – benar tidak ingin melakukan sesuatu tak seorang pun
dapat membantu Anda.” (James A. Owen)
Hentikan Menunda
Richie Norton, penulis buku Kekuatan dalam Mamulai Hal Bodoh suatu
hari pernah menghadiri rapat pelatihan bisnis. Setelah pelatihan berakhir
Richie dan istrinya diundang untuk menemani seorang CEO di kapal yang sudah
disewa keesokan harinya dan Richie menyanggupi hal itu.
Rumah Richie bisa ditempuh hanya dengan
waktu satu jam dari pelabuhan dan dia berencana berangkat pada pagi hari
bersama sang istri untuk memastikan bahwa meraka akan tepat waktu. Namun,
keesokan harinya Richi seolah sibuk melahukan hal ini dan itu, waktu
berangkatnya dengan sang istri ke pelabuhan terus diundurnya. Akhirnya, mereka
berhasil menuju pelabuhan setelah Richie menyelesaikan semua urusannya pagi
itu, ironisnya, Richie bahkan tidak ingat apa yang sedang dikerjakannya waktu
itu hingga akhirnya satu hal yang akan selalu di ingatnya, yang takkan pernah
dilupakan oleh dia dan istrinya adalah berdiri di dermaga bersama istrinya,
memperharikan kapal berlayar mengitari titik itu dan hilang dari pandangan.
Richie menunda, maka dia tertinggal oleh kapal.
Kebiasaan menunda mengancam, dan
merampas hal-hal penting dalam hidup. Seperti kata pepatah, “Walau tak pernah
menunggu siapa pun” Intinya ketika kita menunda, kita akan beresiko tertinggal
oleh kapal.
“Lakukan semua hal baik yang bisa anda
lakukan, dengan segala alat bantu yang anda bisa, dengan semuacara yang anda
bisa, di semua tempat yang anda bisa, di segala waktu yang anda bisa, pada
semua orang yang anda bisa, selama anda bisa melakukannya.” (John Wesley)
9. Nyatakan
dalam Do’a
“Kita umumnya mengubah diri kita dalam
satu dari dua alasan yaitu inspirasi atau putus asa.” (Jim Rohn)
Apakah kalian mengenal pensil? Tentu
saja kalian mengenalnya. Lantas tahukah kalian makna filosofi dan pembelajaran
yang terkandung dalam sebuah pensil, kita perlu menggunakan rautan untuk dapat
mengeluarkan isi atau arang dari pensil tersebut. Ketika kalian memasukan
pensil kedalam rautan untuk membuatnya tajam, tentu pensil akan merasakan sakit
dalam prosesnya untuk menjadi tajam. Sama halnya dengan kehidupan, dalam
mengarungi kehidupan ini, kita akan mengalami kesulitan dan hambatan. Jangan
lari padanya. Hadapilah karena tak ada pesta yang tak usai, befitu juga tak ada
hujan yang tak reda. Semua kesulitan dan cobaan itu pasti akan berlalu. Suatu
hal yang pasti, ketika kesulitan itu sudah berlalu, pribadi yang melewatinya
akan menjadi pribadi yang tajam dan akan siap menghadapi kehidupan.
Selanjutnya, coba kalian amati
kembali pensil tersebut. Mana bagian terpenting dari sebuah pensil? Bagian
terpening dari sebuah pensil terletak pada bagian dalam pensil atau bagian
arang di dalamnya. Artinya dalam kehidupan sebagai manusia yang terpenting
bukanlah fisik atau tamplan luarnya, tetapi hati dari setiap pribadi. Sadarilah
hal-hal yang paling mulia dalam dirimu, hati yang suci. Hati akan mengarahkan
jalan manusia ke arah yang benar.
Makna selanjutnya yang bisa
dicermati adalah setiap pensil ketika menulis apa saja selalu meninggalkan
tanda atau goresan kemudian bisa di baca oleh orang lain. Begitu juga
kehidupan, sebagai pribadi yang baik, tinggalkanlah tanda yang baik dalam
kehidupan ini sehingga kita sudah tiada, orang akan mengenal dan mengenang
bahwa kita pernah dilahirkan di dunia ini.
Hal terakhir yang bisa diambil dari
sebuah pensil adalah pensil tidak akan pernah bisa digunakan meskipun sudah
diraut tajam tanpa ada tangan yang menggerakannya. Tangan diperlukan untuk
membimbing dan mengarahkan pensil mau menulis apa dan digerakkan ke arah mana.
Sama halnya dengan kehidupan ini, kita perlu mendapat bimbingan agar selalu
berada pada jalur yang benar dan pembimbing itu adalah Tuhan yang akan selalu
mengarahkan kita ke arah yang benar. Mintalah pertolongan kepada-Nya dalam
setiap do’a karena do’a kekuatan utama yang harus kita miliki.
UBAH
HIDUPMU!
UBAH
DUNIAMU!
Ketika kalian merasa pribadi yang
begitu tak percaya diri, keramahtamahan merupakan cara yang sederhana yang bisa
kalia lakukan untuk secara perlahan meningkatkan rasa percaya diri kalian.
Ketika menghadapi pekerjaan yang seolah tiada habisnya, kalian juga tidak
pernah kehabisan energi untuk melakukan semua pekerjaan kalian. Ketika kerabat
kalian membutuhkan sahabat untuk mendengarkan setiap kesulitan mereka, maka
kalian hadir menjadi pendengar yang baik. Kalian juga akan terus berfokus pada
tujuan kalian, sangat menghargai waktu dalam perjalanan kalian menuju
kesuksesan, selalu belajar dari alam sekitar dengan mengamati lingkungan,
menjadi pribadi yang terpercaya dimanapun kalian berada, selalu menyegerakan
yang bisa kalian lakukan meskipun hanya hal kecil karena kalian adalah pribadi
yang anti penundaan, dan selalu menyertakan Tuhan dalam setiap perjalanan
kesuksesan kalian, apapun mimpi kalian sesungguhnya mimpi-mimpi itu bukanlah
suatu hal yang sulit untuk dicapai. Dengan menjadikan sembilan kunci ini
kebiasaan dan akhirnya menjadi karakter, kalian sudah menjadi pribadi yang
cemerlang dimanapun kalian berada.